Selasa, 01 Juni 2010

Aceh butuh pusat rehabilitasi hewan segera!

/ On : 20.42/ Thank you for visiting my small blog here.
Keberadaan pusat rehabilitasi hewan di Provinsi Aceh sepertinya sudah sangat mendesak, mengingat masih banyak dijumpai binatang yang dilindungi berada di luar habitatnya.

Ketua Forum Orangutan Aceh (FORA), Badrul Irfan di Banda Aceh, malam ini menyatakan, ini sudah menjadi prioritas Pemerintah Aceh yang rencananya dibangun di cagar alam Jantho, kabupaten Aceh Besar.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf sudah menyurati Kementerian Kehutanan terkait izin pembangunan pusat rehabilitasi hewan di Aceh yang lokasinya direncanakan di cagar alam Jantho. "Kita mengharapkan, pemerintah memberi izin karena keberadaan pusat rehabilitasi itu sangat dibutuhkan demi kelangsungan hidup binatang dilindungi yang kini berada di luar habitatnya," katanya.
  
Banyak binatang dilingungi seperti harimau dan Orangutan yang hidup di luar habitatnya, termasuk dipelihara masyarakat. Ini tidak dibenarkan dan melanggar Undang-undang (UU) No.5/1990 tentang konservasi sumber daya alam.
  
"Kita akan mensosialisasikan UU tersebut, sehingga masyarakat mengetahui dan jika diantara mereka ada yang memelihara segera diserahkan kepada pihak yang berwenang," katanya.
  
Dia mengemukakan, FORA yang baru terbentuk tersebut akan tetap komit menjaga dan melindungi Orangutan agar populasinya selalu terjaga. Populasi Orangutan di Aceh terus berukurang seiring dengan terganggu habitat aslinya.
  
Penurunan populasi itu disebabkan beberapa faktor seperti tekanan jumlah penduduk, perubahan tata guna lahan, kebakaran hutan, pertambangan, penegakan hukum yang lemah, penebangan hutan alam dan perburuan/perdagangan ilegal.
  
Menurut dia, populasi Orangutan di Sumatara Utara dan Aceh kini diperkirakan sekitar 7.000 ekor dan 80 persen di antaranya berada di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Aceh.
  
FORA terbentuk sebagai upaya mengangkat isu sekaligus mencari solusi terkait konservasi Orangutan. Anggota organisasi ini terbuka dan melibatkan pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha, akademisi dan masyarakat.
 
"Kami mengharapkan semua komponen masyarakat yang tergabung dalam organisasi ikut membantu mensosialisasikan isu-isu penting mengenai keberadaan Orangutan yang kondisinya kini kian terancam dan sekaligus mencari solusinya," kata Badrul.

0 comments:

Posting Komentar

Translate

Laman