Pada pekan lalu pagar gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Senayan jebol didorong-dorong demonstran. Para pengunjuk rasa ini meminta DPR peduli atas kasus penyerobotan tanah rakyat yang terjadi dj mana-mana.
Andai saja orangutan bisa membaca dan bicara, tentu pekan ini akan ada serombongan orangutan berunjukrasa, meminta agar manusia berhenti merambah hutan, dan tidak lagi menangkapi binatang liar untuk dijual atau dibunuh.
Sayangnya orangutan hanya bisa diam cenderung pasrah saat manusia menyerobot hutan rumah mereka. Mereka tidak berdaya melawan manusia yang serakah.
Saat ini jumlah orangutan di Provinsi Kalimantan Tengah menurut data dari Dinas Kehutanan tercatat 31.500 ekor. Kepala Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng Achmad Zaini mengatakan, jumlah orangutan tersebut harus dijaga dan dipelihara sebagai upaya pelestarian satwa dilindungi sehingga dapat berkembangbiak di hutan Kalimantan.
"Ini penting dilakukan masyarakat agar orangutan tetap hidup dan tidak berkurang di hutan Kalimantan. Kita yakin populasi orangutan pasti berkurang karena perubahan fungsi kawasan hutan menjadi pertanian dan perkebunan besar. Kita berharap keberadaan orangutan tetap dijaga dan dipelihara, kata Achmad Zaini.
Menurut Zaini, orangutan di hutan semakin sulit mendapat makanan karena habibatnya berkurang setiap tahun akibat terbakar. Hanya sebagian kecil orangutan yang berhasil diselamatkan. Berdasarkan data tahun 2007-2008 berjumlah tercatat sekitar 287 orangutan yang berhasil diselamatkan.
"Kebanyakan perusahaan yang melaporkan kepada kita bahwa ada orangutan di wilayah perkebunan, dan BKSDA mengimbau masyarakat dan perusahaan perkebunan kelapa sawit ikut menjaga hutan dan tidak memburu orangutan,* katanya.
Achmad Zaini mengatakan, berkurangnya populasi orangutan di Provinsi Kalteng bukan diakibatkan pengembangan usaha perkebunan, karena perkebunan selalu diarahkan ke lahan terlantar. sumber Antara/av
0 comments:
Posting Komentar